Film Wajibnya Calon Humas: Thank You for Smoking


Hasil gambar untuk thank you for smoking
Halo guys, kali ini kita akan review sebuah film yang isinya yang cocok sekali sebagai pembelajaran bagi calon-calon sarjana komunikasi yang akan bekerja sebagai seorang Humas!!

Film yang berjudul Thank you for smoking ini menceritakan tentang seorang pria bernama Nick Naylor yang bekerja untuk perusahaan tembakau dan dituntut untuk dapat melobi masyarakat agar membeli dan menggunakan rokok. Kehidupannya penuh dengan konflik pada masa itu, karna masyarakat Amerika yang sudah mengetahui dampak buruk dari merokok hingga dirinya diancam pembunuhan setelah selesai melakukan acara talkshow.

Nick Taylor memang seorang yang pandai dalam merangkai kata, bagaimana tidak, ia harus mampu merubah perspektif buruk masyarakat terhadap citra perusahaannya dan rokok, ia harus mampu memutar balikkan setiap kata demi kata dan mempengaruhi orang lain. Selain karena ia mampu berdebat dengan baik, ia juga didukung oleh sahabat-sahabatnya yang juga merupakan juru bicara, diantaranya ada juru bicara alcohol, senjata, dan lain lain.  

Untuk synopsis lebih lanjut, kalian bisa langsung melihat trailer atau langsung menonton filmnya secara lengkap. 

Kali ini kita tidak akan membahas jalan cerita film ini, tapi kita akan mencoba untuk mengulas dari sudut pandang pengambilan informasi di scene pada saat Nick Naylor diwawancarai oleh wartawan handal bernama Heather Hallow.

1. ON TIME! 

Gambar terkait


Yes! Tepat waktu adalah yang penting untuk dilakukan oleh seorang jurnalis yang akan menerima informasi dari narasumber. Lebih tepatnya, Heather Hallow selalu datang mendahului narasumber dan memperhatikan waktu dan tempat ketika melakukan wawancara. 


Hasil gambar untuk thank you for smoking interview


2. ATTITUDE IS EVERYTHING!


Sikap juga akan sangat mempengaruhi jalannya wawancara. Sikap yang ditunjukkan haruslah ramah, bersemangat dan selalu tersenyum. Sikap yang sopan, selalu memastikan apakah kalimat yang digunakan tidaklah salah, berlebihan, sarkasme, dan memastikan apakah hal-hal yang dibicarakan boleh direkam atau tidak. 


3.RELATING! 


Saat memberi pertanyaan, wartawan itu membuat pertanyaan-pertanyaan yang justru menjadi sepeti tidak tampak serius, tetapi berjalan seperti hanya percakapan biasa. Dalam hal ini kita harus dapat membagi bagi pertanyaan dan menyambungkannya dalam percakapan antara narasumber dan wartawan, sehingga informasipun lebih mudah didapatkan dan tidak terbatas karena narasumber menjadi nyaman saat diajak ngobrol.


4. EXPRESSION!


hero_EB20060323REVIEWS60314009AR


Dalam melakukan wawancara, ekspresi dalam menanggapi segala hal yang diutarakan oleh narasumber haruslah responsif. Wartawan juga dituntut untuk menguasai ilmu yang dimiliki oleh narasumber, sehingga narasumber itu lebih leluasa dalam memberikan informasi karena komunikasi terjadi di kedua pihak dan berjalan efektif. 

            Selain dari sudut pandang pengambilan informasi, dari film thank you for smoking ini kita juga dapat melihat bagaimana seharusnya sesuatu untuk kepentingan public itu ditampilkan. Memang, sebagai seorang humas dari perusahaan sudah menjadi tugasnya untuk dapat memberikan citra yang baik perusahaan. Tetapi, menjadi seorang humas yang baik juga harus memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat dan berkata jujur demi kepentingan baik bagi bersama. Untuk itu humas perlu memiliki;

1.    Strategi Thank-you-for-smoking


Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di film ini, Nick Naylor tidak pernah mengatakan kebohongan, karena ia tahu bahwa rokok memanglah berbahaya. Tapi, Nick Naylor membuat strategi dengan cara memilah, meracik kata-katanya agar dapat mempengaruhi perspektif masyarakat yang menganggap bahwa rokok itu berbahaya, Nick juga meraciknya dengan informasi lain yang lebih menarik. Yang kedua, disetiap kata-kata dan informasi yang ia berikan, ia selalu menggunakan data yang akurat dan fakta yang dapat mendukung. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masyarakat selalu dapat menerima (atau bisa dikatakan terhipnotis) oleh setiap informasi yang ia berikan karena kata dan data yang dapat menarik perhatian dan mengguncang kepercayaan.


2.    EtikaThank-You-For-Smoking-thank-you-for-smoking-23062450-2560-1974


Dalam berprofesi, sangat penting untuk memiliki etika. Etika profesi adalah suatu yang mengenai hak dan kewajiaban yang diladasi dengan pendidikan keahlian tertentu. Dasar ini merupakan hal yang diperlukan dalam beretika profesi. Hal ini sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga bila suatu profesi tanpa etika akan terjadi penyimpangan- penyimpangan yang mengakibatkan terjadinya ketidakadilan.

Dalam film thank you for smoking ini, Sikap Nick Naylor sangatlah baik, ia terlihat berwibawa, memiliki kredibilitas tinggi dan selalu tampil percaya diri. Terlihat dari penampilannya yang rapi baik gaya berpakaian yang selalu menggunakan jas, kemeja, dan dasi serta tatanan rambut yang rapi. Nick merupakan pembicara yang berhasil dalam mempersuasi atau mengambil hati orang lain, baik dengan kata-kata yang persuasif, sikap maupun perbuatannya. Nick juga tetap menjunjung tinggi etika, seperti tidak berlaku sewenang-wenang, tidak saling menjatuhkan satu sama lainnya, tidak memotong pembicaraan, dan menjadi pendengar yang baik ketika lawan berbicara. 
Namun, kesalahan Nick adalah pada saat ia melakukan pidato di kelas anaknya. Seharusnya ia tidak menggunakan taktik mempengaruhi untuk merokok seperti itu kepada anak-anak. Kesalahan lainnya juga terletak pada kesalahan etika pada wartawan. Selain ia rela melakukan apapun untuk mendapatkan informasi hingga berada pada kasus skandalnya dengan Nick, ia berhasil mendapatkan seluruh informasinya dan menuliskan semua informasi yang ia dapatkan dari Nick Naylor itu, walaupun hal itu adalah hal pribadi sehingga dengan segera merusak citra dan nama baik Nick Naylor. 

movies_ss_9fDY_1483219762



   Sebenarnya, tidak banyak pembelajaran mengenai dunia ilmu komunikasi, kehumasan, dan kejurnalistikan dalam film ini. Namun, film ini mengajarkan kita untuk berpikir kritis serta mengajari untuk meyakinkan dan membangun kepercayaan masyarakat dengan menggunakan kecakapannya dalam beragumentasi. Film ini juga mengajarkan bagaimana memutar otak agar memperbaiki citra nama baik atau perusahaan, bagaimana mendidik anak dengan baik dibalik cara berfikirnya yang harus sesuai dengan perusahaan dan konflik-konflik yang menimpa karena bekerja di perusahaan yang lebih banyak kontra dibanding pro di masyarakat. (CTPN)


Comments

Post a Comment